Konsep Tuhan Menurut Agama Yahudi
Yahudi
adalah salah satu agama yang mengklaim dirinya sebagai agama yang monotheisme,
yaitu mengakui hanya satu Tuhan Yang disembah. Umat Yahudi termasuk kaum
musyabbihah, yaitu kaum yang menyerupakan Alloh dengan makhluk, sebagaimana
tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Fasal I:
“Alloh
berkata : “Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Kami, seperti serupaan
dari Kami.”
Sehingga
apa saja yang bisa terjadi pada manusia, bisa pula dialami oleh Alloh. Bahkan
dalam keyakinan orang-orang Yahudi, Alloh bisa menga-lami keletihan dan
kecapaian sehingga perlu beristirahat, sebagaimana ter sebut dalam Taurat pada
Kitab Kejadian Fasal II :
“Alloh
menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di
beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia ker jakan.”
Demikian
umat Yahudi meyakini tentang Alloh ta’ala, yaitu dengan keya kinan model kaum
musyabbihah. Maha Suci dan Maha Tinggi Alloh dari apa yang mereka sifatkan.
Bahkan
tidak hanya meyakini keserupaan Alloh dengan makhluk, mereka pun mensifati
Alloh ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak ba-gi Alloh, seperti : kikir,
miskin, bisa diperdaya dan lain-lain. Sebagaima-na diberitakan oleh Alloh
ta’ala :
وَقَالَتِ
الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ
“Orang-orang
Yahudi berkata : “Tangan Alloh terbelenggu ( yakni kikir )
(
Qs. Al-Maidah : 64 )
Berkata
Ibnu ‘Abbas y
:
لا
يعنون بذلك أن يد الله موثقة ولكن يقولون : بخيل أمسك ما عنده ، تعالى الله عما
يقولون علوًا كبيرًا
“Mereka
tidak memaksudkan dengan perkataan mereka itu bahwa tangan Alloh terikat,
tetapi mereka hendak mengatakan : “Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya.
Maha tinggi Alloh dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar.”
Demikian
pula tafsir dari ‘Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak dan
lain-lainnya.
Maka
Alloh pun membantah ucapan mereka :
غُلَّتْ
أَيْدِيهِمْ وَ لُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ
كَيْفَ يَشَاءُ
“Tangan
mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang
mereka telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terben-tang, Dia menafkahkan
sebagaimana yang Dia kehendaki.”
(
Qs. Al-Maidah : 64 )
Dalam
ayat yang lain Alloh berfirman :
لَقَدْ
سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَ نَحْنُ
أَغْنِيَاءُ
“Sesungguhnya
Alloh telah mendengar perkataan orang-orang yang me-reka berkata :
“Sesungguhnya Alloh itu faqir ( miskin ) dan kami inilah yang kaya.”
(
Qs. Ali ‘Imron : 181 )
Yaitu
mereka mengatakan demikian karena Alloh ta’ala dalam banyak ayat memerintakan
manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan je lek orang-orang Yahudi yang
terkenal kikir, bahwa Alloh itu miskin se-hingga butuh kepada harta manusia.
Ini adalah alasan yang paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi
adalah alasan untuk menolak masuk ke dalam agama Islam.
Begitulah
orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Alloh dengan makhluk, tetapi
juga mensifati Alloh dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Alloh
ta’ala. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Alloh.
وَقَالَتِ
الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
“Orang-orang
Yahudi dan Nashrani berkata : “Kami adalah anak-anak Alloh dam
kekasih-kekasih-Nya.” ( Qs. Al-Maidah : 18 )
Bahkan
mereka menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Alloh sedangkan manusia
selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari ta-nah setan atau tanah najis.
Oleh karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak
memimpin dunia, sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai
bangsa-bangsa budak yang mesti mengabdi kepada mereka. Bertolak dari pemikiran
yang buruk ini lahir-lah doktrin Zionisme dengan protokolatnya guna mewujudkan
mimpi gi-la orang-orang Yahudi ini !!!
Dalam
keadaan demikian, mereka yakin bakal masuk syurga !!!
وَقَالُواْ
لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَن كَانَ هُوداً أَوْ نَصَارَى
“Mereka
berkata : “Tidak akan pernah bisa masuk syurga kecuali orang-orang yang
beragama Yahudi atas Nashrani.” ( Qs. Al-Baqoroh : 111 )
Maka
Alloh pun membantah mereka dengan firman-Nya :
تِلْكَ
أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُواْ بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
“Itulah
angan-angan kosong mereka, katakan : “Datangkan bukti ucapan kalian kalau
memang kalian benar !” ( Qs. Al-Baqoroh : 111 )
Dalam
ayat yang lain Alloh menyatakan :
قُلْ
إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الآَخِرَةُ عِنْدَ اللَّهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ
النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ
أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِين
“Katakan
: “Bila khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Alloh,
bukan untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang
orang-orang yang benar !” Mereka sekali-kali tidak akan pernah menginginkan
kematian itu selama-lamanya karena kesalah-an-kesalahan yang telah mereka
perbuat, dan Alloh Maha Mengetahui ter hadap orang-orang yang berbuatan
zhalim.” ( Qs. Al-Baqoroh : 94 – 95 )
Dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa
Alloh memiliki anak, yaitu Uzair ( Ezra ). Uzair adalah seorang sholih yang
hafal kitab Taurat, kemudian Alloh mematikannya selama 100 ta-hun. Ketika
dihidupkan kembali setelah kematiannya itu, kitab Taurat te-lah musnah karena
serbuan dari Bukhtunshir. Maka Uzair membawa buk ti akan keberadaan dirinya
dengan memaparkan hafalan Tauratnya. Keti-ka itulah orang-orang Yahudi
mengkultuskannya dengan anggapan, kalau Nabi Musa u datang kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk ki-tab
maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Alloh, sedangkan Uzair datang membawa
Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan hafalannya, ma ka Uzair lebih
tinggi kedudukannya daripada Musa , lalu mereka me-yakini Uzair sebagai anak
Alloh, dan mereka pun menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan
syirik kaum Yahudi ( Bani Isroil ).
Konsep Tuhan Menurut Agama Nashrani
Agama
Nashrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan agama Kristen adalah
salah satu agama yang mengaku ngaku monotheisme, namun dalam kenyataannya
ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita melihat konsep aqidah
mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.
Nashrani
berasal dari kata Nazharet yaitu tempat kelahiran Nabi ‘Isa . Sedangkan kata Kristen berasal dari Kristus
“ Juru Selamat “ yang merupakan sebutan yang dikarang secara dusta oleh Saulus
dan para pengikutnya.
Agama
Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru, dari yang sifatnya besar dan
mendunia hingga yang lokal dan kurang populer. Se-tiap agama pecahannya pasti
mengkafirkan agama pecahan yang lainnya pula. Dan secara umum, agama Kristen
terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh
agama sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini
yaitu : Katholik, Ortodox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat
ibadah dan pimpinan spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua
sepakat dengan prinsip ajaran trinitas atau tritunggal.
Agama
Katholik adalah agama Kristen yang paling tua. Katholik sendiri berarti
orang-orang umum, karena mereka mengaku-aku sebagai induk segala gereja dan
penyebar missi satu-satunya di dunia. Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus
tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan
bahwa Tu-han Bapa dan Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka
meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut bersama-sama dengan Tuhan Bapa
mencipta langit dan bumi.
Adapun
agama Ortodox yang disebut pula sebagai Gereja Timur atau Gereja Yunani adalah
agama Kristen yang menyempal dari Kristen Katholik pada tahun 1054 M. Agama
Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan mereka
meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada Tuhan Anak.
Sedangkan
agama Protestan adalah pengikut Martin Luther yang menyempal dari agama
Katholik karena menganggap banyak hal yang ti-dak masuk akal dari agama
Katholik. Disebut Protestan karena sikap me-reka yang memprotes Gereja Lama
atau kaum Katholik. Mereka menye-but dirinya dengan Gereja Penginjil karena
pengakuan mereka yang ha-nya mau mengikuti Injil semata. Terkadang mereka
disebut dengan Kris-ten saja. Agama Protestan di antara agama yang melarang
membuat pa-tung dan gambar untuk disembah. Walaupun demikian, mereka tetap me-yakini
ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu tetapi terdiri dari tiga
oknum.
Secara
garis besarnya, agama Kristen meyakini bahwa Nabi ‘Isa atau Yesus adalah Anak
Tuhan. Oleh karena itu murid-murid Yesus mereka yakini sebagai Rasul. Bahkan
Saulus atau Paulus atau Bulus, yaitu musuh besar Nabi ‘Isa yang sangat bernafsu menangkap dan menyalib
Nabi ‘Isa serta banyak menyiksa dan menangkapi para pengikut Nabi ‘Isa juga
ikut diyakini sebagai Rasul. Hal ini karena tipu dayanya yang mengatakan kepada
orang-orang Nashrani bahwa dia mendapat wahyu dari Yesus untuk meneruskan
ajarannya dan Yesus menamainya dengan Bulus. Padahal tidak ada seorang nabi pun
yang memiliki masa lalu yang kelam, yaitu mantan musuh Allah dan Rasul-Nya.
Tipu daya Saulus semakin sempurna dengan menyusupkan orang-orangnya ke dalam
deretan rohaniawan Kristen, seperti Lukas dan lain-lainnya. Melalui
orang-orangnya ini akhirnya Saulus berhasil merubah Injil dan memasukkan faham
trinitas ke tengah-tengah umat Nashrani.
Konsep
ketuhanan agama Kristen secara kesuluruhan adalah tidak masuk akal, bahkan
masing-masing tokoh agama mereka memiliki penafsiran yang berbeda tentang
Trinitas ini. Sehingga banyak yang menyebut konsep Trinitas sebagai teka-teki
yang tidak pernah terjawab atau raha-sia yang tidak pernah terungkap tuntas.
Konsep Tuhan Menurut Agama Hindu
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana yang disebutkan
dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat digambarkan, bahkan
tidak bisa dipikirkan. Dalam bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut
Acintyarupa yang artinya: tidak berwujud dalam alam pikiran manusia. Tuhan Yang
Maha Esa ini disebut dalam beberapa nama, antara lain:
*
Brahman: asal muasal dari alam semestea dan segala isinya
*
Purushottama atau Maha Purusha
*
Iswara (dalam Weda)
*
Parama Ciwa (dalam Whraspati tatwa)
*
Sanghyang Widi Wasa (dalam lontar Purwabhumi Kemulan)
*
Dhata: yang memegang atau menampilkan segala sesuatu
*
Abjayoni: yang lahir dari bunga teratai
*
Druhina: yang membunuh raksasa
*
Viranci: yang menciptakan
*
Kamalasana: yang duduk di atas bunga teratai
*
Srsta: yang menciptakan
*
Prajapati: raja dari semua makhluk/masyarakat
*
Vedha: ia yang menciptakan
*
Vidhata: yang menjadikan segala sesuatu
*
Visvasrt: ia yang menciptakan dunia
*
Vidhi: yan menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili.
Tuhan
Yang Maha Esa ini apapun namaNya digambarkan sebagai:
·
Beliau yang merupakan asal mula. Pencipta dan
tujuan akhir dari seluruh alam semesta
·
Wujud kesadaran agung yang merupakan asal dari
segala yang telah dan yang akan ada
·
Raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini
yang hidup dan berkembang dengan makanan
·
Sumber segalanya dan sumber kebahagiaan hiudp
·
Maha suci tidak ternoda
·
Mengatasi segala kegelapan, tak termusnahkan,
maha cemerlang, tiada terucapkan, tiada duanya.
·
Absolut dalam segala-galanya, tidak dilahirkan
karena Beliau ada dengan sendirinya (swayambhu)
Untuk memahami Tuhan, maka tidak ada jalan lain
kecuali mendalami ajaran agama, memohon penjelasan para guru yang ahli di
bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan
pribadinya. Sedangkan kitab suci Veda dan temasuk kitab-kitab Vedanta
(Upanisad) adalah sumber yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan
tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Dalam ajaran Hindu,
Yajña merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha
Esa, kepada para leluhur, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta.
Biasanya diwujudkan dalam ritual yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan
umat Hindu. Tujuan pengorbanan tersebut bermacam-macam, bisa untuk memohon
keselamatan dunia, keselamatan leluhur, maupun sebagai kewajiban seorang umat
Hindu. Bentuk pengorbanan tersebut juga bermacam-macam, salah satunya yang
terkenal adalah Ngaben, yaitu ritual yang ditujukan kepada leluhur (Pitra
Yadnya).
Konsep Tuhan Menurut Agama Buddha
Perlu
ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha
berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh
Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke sorga ciptaan Tuhan
yang kekal.
Ketahuilah
para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang
Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak
akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,
pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada
kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan
dari sebab yang lalu.
Ungkapan
di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka,
Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama
Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam
Asamkhatam yang artinya
“Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang
Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku
(anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan
dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi
(asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan
dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Dengan
membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa konsep
Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang
diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu
ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan
konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut
agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep
Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam
agama-agama lain.
Bila
kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci
Tipitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep
Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula.
Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain
antara lain adalah konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan
manusia, kehidupan manusia di alam semesta, kiamat dan Keselamatan atau
Kebebasan.
Di
dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan
(anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana batin manusia
tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu
pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa – dewi
yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai.
Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu
melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran
& realitas sebenar-benarnya
Konsep Tuhan Menurut Agama Konghuchu
Dalam Agama Khonghucu konsep Ketuhanannya adalah Monoteis,
artinya Esa atau tunggal. Ini tercermin dalam menyebut nama Tuhan dengan Thian
atau dalam bahasa kitabnya disebut dengan Tien ini terdiri dari 2 (dua ) akar
kata yaitu Iet atau tunggal/esa dan =Tay atau besar, jadi seluruh huruf ini
berarti Satu yang maha besar dan dengan kata lain : Tuhan Yang Maha Esa. Hal
tersebut di atas dibuktikan secara jelas dalam ajaran Agama Khonghucu, misalnya
: Dalam Delapan Keimanan atau Pat Sing Ciam Kwie bagian pertama : Sing Sien
Hong Thian = Sepenuhnya Iman Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa, begitu pula di
dalam doa umum maupun doa upacara kematian/Song Su dan doa upacara
pernikahan/Hoo Su, selalu terlebih dulu menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha
besar Ditempat yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut : Kehadirat Thian
Yang Maha besar ditempat Yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut : Dengan
Bimbingan Nabi Khongcu, serta diakhiri dengan ucapan : Sian Cay, yang artinya
semoga demikianlah sebaiknya. Ibadah kehadirat Thian Yang Maha Esa yang
berkaitan pula ibadah kepada Nabi dan Para Suci antara lain :
1.
Ibadah Siang Gwan/Cap
Go Meh, setiap Iemlik bulan pertama tanggal 15 malam, dikala bulan purnama
raya. Karena Ibadah siang Gwan Siauw ini melambangkan saat mulai diturunkan
berkah Thian atas penghidupan dalam tahun baru yang bersangkutan, maka biasa
dilakukan upacara sembahyang besar bagi Para Suci/Sien Bing untuk keselamatan
serta perlindungan masyarakat luas. Baik dalam kehidupan maupun penghidupannya.
2.
Ibadah Twan
yang/Hari Kehidupan, dilaksanakan pada Iemlik bulan V tanggal 5, pada saat Ngo
Si, antara Pk 11.00 -13.00 ; di samping Ibadah besar kehadirat Thian juga
menghormati khut Gwan para suci yang semasa hidupnya telah mewujudkan secara
nyata Satyanya keapda Tuhan maupun bangsa dan negaranya.
3.
Ibadah Tangcik/Hari
Genta Rohani (Bok Tok), Cie Ya Sing Kie Sien. Dilaksanakan pada tanggal 22
desember, dikala matahari terletak pada garis balik 23 1/2 derajat Lintang
Selatan, saat Ien Si antara Pk 03.00 -05.00. Di samping sembahayang besar
kehadirat Thian dengan altar King Thi Kong yang sesaji tabu diganti sepasang
bambu kuning yang melambangkan keabadian, juga ada disajikan khusus ronde/onde
dengan kuah jahe manis sebanyak 3 mangkuk @ 12 ronde kecil merah dan putih
serta ditengahnya diberi satu ronde merah besar yang melambangkan rakhmat Thian
YME yang dilimpahkan selama satu tahun yang terdiri dua belsa bulan ! Ibadah
ini juga memperinagti awal Nabi Khongcu melakukan tugas kenabiannya serta pula
memperingati wafat Ya Sing Bincu Penegak Agama Jie yang konsekwen dengan ajaran
Nabi.
Daftar Pustaka