Minggu, 24 November 2013

Konsep Ketuhanan

Konsep Tuhan Menurut Agama Yahudi
Yahudi adalah salah satu agama yang mengklaim dirinya sebagai agama yang monotheisme, yaitu mengakui hanya satu Tuhan Yang disembah. Umat Yahudi termasuk kaum musyabbihah, yaitu kaum yang menyerupakan Alloh dengan makhluk, sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Fasal I:
“Alloh berkata : “Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Kami, seperti serupaan dari Kami.”
Sehingga apa saja yang bisa terjadi pada manusia, bisa pula dialami oleh Alloh. Bahkan dalam keyakinan orang-orang Yahudi, Alloh bisa menga-lami keletihan dan kecapaian sehingga perlu beristirahat, sebagaimana ter sebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Fasal II :
“Alloh menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia ker jakan.”
Demikian umat Yahudi meyakini tentang Alloh ta’ala, yaitu dengan keya kinan model kaum musyabbihah. Maha Suci dan Maha Tinggi Alloh dari apa yang mereka sifatkan.
Bahkan tidak hanya meyakini keserupaan Alloh dengan makhluk, mereka pun mensifati Alloh ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak ba-gi Alloh, seperti : kikir, miskin, bisa diperdaya dan lain-lain. Sebagaima-na diberitakan oleh Alloh ta’ala :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ
“Orang-orang Yahudi berkata : “Tangan Alloh terbelenggu ( yakni kikir )
( Qs. Al-Maidah : 64 )
Berkata Ibnu ‘Abbas y :
لا يعنون بذلك أن يد الله موثقة ولكن يقولون : بخيل أمسك ما عنده ، تعالى الله عما يقولون علوًا كبيرًا
“Mereka tidak memaksudkan dengan perkataan mereka itu bahwa tangan Alloh terikat, tetapi mereka hendak mengatakan : “Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya. Maha tinggi Alloh dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar.”
Demikian pula tafsir dari ‘Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak dan lain-lainnya.
Maka Alloh pun membantah ucapan mereka :
غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَ لُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ
“Tangan mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang mereka telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terben-tang, Dia menafkahkan sebagaimana yang Dia kehendaki.”
( Qs. Al-Maidah : 64 )
Dalam ayat yang lain Alloh berfirman :
لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَ نَحْنُ أَغْنِيَاءُ
“Sesungguhnya Alloh telah mendengar perkataan orang-orang yang me-reka berkata : “Sesungguhnya Alloh itu faqir ( miskin ) dan kami inilah yang kaya.”
( Qs. Ali ‘Imron : 181 )
Yaitu mereka mengatakan demikian karena Alloh ta’ala dalam banyak ayat memerintakan manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan je lek orang-orang Yahudi yang terkenal kikir, bahwa Alloh itu miskin se-hingga butuh kepada harta manusia. Ini adalah alasan yang paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk menolak masuk ke dalam agama Islam.
Begitulah orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Alloh dengan makhluk, tetapi juga mensifati Alloh dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Alloh ta’ala. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Alloh.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata : “Kami adalah anak-anak Alloh dam kekasih-kekasih-Nya.” ( Qs. Al-Maidah : 18 )
Bahkan mereka menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Alloh sedangkan manusia selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari ta-nah setan atau tanah najis. Oleh karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin dunia, sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai bangsa-bangsa budak yang mesti mengabdi kepada mereka. Bertolak dari pemikiran yang buruk ini lahir-lah doktrin Zionisme dengan protokolatnya guna mewujudkan mimpi gi-la orang-orang Yahudi ini !!!
Dalam keadaan demikian, mereka yakin bakal masuk syurga !!!
وَقَالُواْ لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَن كَانَ هُوداً أَوْ نَصَارَى
“Mereka berkata : “Tidak akan pernah bisa masuk syurga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi atas Nashrani.” ( Qs. Al-Baqoroh : 111 )
Maka Alloh pun membantah mereka dengan firman-Nya :
تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُواْ بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
“Itulah angan-angan kosong mereka, katakan : “Datangkan bukti ucapan kalian kalau memang kalian benar !” ( Qs. Al-Baqoroh : 111 )
Dalam ayat yang lain Alloh menyatakan :
قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الآَخِرَةُ عِنْدَ اللَّهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِين
“Katakan : “Bila khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Alloh, bukan untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang orang-orang yang benar !” Mereka sekali-kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu selama-lamanya karena kesalah-an-kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Alloh Maha Mengetahui ter hadap orang-orang yang berbuatan zhalim.” ( Qs. Al-Baqoroh : 94 – 95 )
Dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Alloh memiliki anak, yaitu Uzair ( Ezra ). Uzair adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat, kemudian Alloh mematikannya selama 100 ta-hun. Ketika dihidupkan kembali setelah kematiannya itu, kitab Taurat te-lah musnah karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Uzair membawa buk ti akan keberadaan dirinya dengan memaparkan hafalan Tauratnya. Keti-ka itulah orang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan anggapan, kalau Nabi Musa u datang kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk ki-tab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Alloh, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan hafalannya, ma ka Uzair lebih tinggi kedudukannya daripada Musa , lalu mereka me-yakini Uzair sebagai anak Alloh, dan mereka pun menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi ( Bani Isroil ).



Konsep Tuhan Menurut Agama Nashrani
Agama Nashrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan agama Kristen adalah salah satu agama yang mengaku ngaku monotheisme, namun dalam kenyataannya ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita melihat konsep aqidah mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.
Nashrani berasal dari kata Nazharet yaitu tempat kelahiran Nabi ‘Isa  . Sedangkan kata Kristen berasal dari Kristus “ Juru Selamat “ yang merupakan sebutan yang dikarang secara dusta oleh Saulus dan para pengikutnya.
Agama Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru, dari yang sifatnya besar dan mendunia hingga yang lokal dan kurang populer. Se-tiap agama pecahannya pasti mengkafirkan agama pecahan yang lainnya pula. Dan secara umum, agama Kristen terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu : Katholik, Ortodox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat ibadah dan pimpinan spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua sepakat dengan prinsip ajaran trinitas atau tritunggal.
Agama Katholik adalah agama Kristen yang paling tua. Katholik sendiri berarti orang-orang umum, karena mereka mengaku-aku sebagai induk segala gereja dan penyebar missi satu-satunya di dunia. Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tu-han Bapa dan Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi.
Adapun agama Ortodox yang disebut pula sebagai Gereja Timur atau Gereja Yunani adalah agama Kristen yang menyempal dari Kristen Katholik pada tahun 1054 M. Agama Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan mereka meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada Tuhan Anak.
Sedangkan agama Protestan adalah pengikut Martin Luther yang menyempal dari agama Katholik karena menganggap banyak hal yang ti-dak masuk akal dari agama Katholik. Disebut Protestan karena sikap me-reka yang memprotes Gereja Lama atau kaum Katholik. Mereka menye-but dirinya dengan Gereja Penginjil karena pengakuan mereka yang ha-nya mau mengikuti Injil semata. Terkadang mereka disebut dengan Kris-ten saja. Agama Protestan di antara agama yang melarang membuat pa-tung dan gambar untuk disembah. Walaupun demikian, mereka tetap me-yakini ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu tetapi terdiri dari tiga oknum.
Secara garis besarnya, agama Kristen meyakini bahwa Nabi ‘Isa atau Yesus adalah Anak Tuhan. Oleh karena itu murid-murid Yesus mereka yakini sebagai Rasul. Bahkan Saulus atau Paulus atau Bulus, yaitu musuh besar Nabi ‘Isa  yang sangat bernafsu menangkap dan menyalib Nabi ‘Isa serta banyak menyiksa dan menangkapi para pengikut Nabi ‘Isa juga ikut diyakini sebagai Rasul. Hal ini karena tipu dayanya yang mengatakan kepada orang-orang Nashrani bahwa dia mendapat wahyu dari Yesus untuk meneruskan ajarannya dan Yesus menamainya dengan Bulus. Padahal tidak ada seorang nabi pun yang memiliki masa lalu yang kelam, yaitu mantan musuh Allah dan Rasul-Nya. Tipu daya Saulus semakin sempurna dengan menyusupkan orang-orangnya ke dalam deretan rohaniawan Kristen, seperti Lukas dan lain-lainnya. Melalui orang-orangnya ini akhirnya Saulus berhasil merubah Injil dan memasukkan faham trinitas ke tengah-tengah umat Nashrani.
Konsep ketuhanan agama Kristen secara kesuluruhan adalah tidak masuk akal, bahkan masing-masing tokoh agama mereka memiliki penafsiran yang berbeda tentang Trinitas ini. Sehingga banyak yang menyebut konsep Trinitas sebagai teka-teki yang tidak pernah terjawab atau raha-sia yang tidak pernah terungkap tuntas.



Konsep Tuhan Menurut Agama Hindu
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana yang disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat digambarkan, bahkan tidak bisa dipikirkan. Dalam bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut Acintyarupa yang artinya: tidak berwujud dalam alam pikiran manusia. Tuhan Yang Maha Esa ini disebut dalam beberapa nama, antara lain:
* Brahman: asal muasal dari alam semestea dan segala isinya
* Purushottama atau Maha Purusha
* Iswara (dalam Weda)
* Parama Ciwa (dalam Whraspati tatwa)
* Sanghyang Widi Wasa (dalam lontar Purwabhumi Kemulan)
* Dhata: yang memegang atau menampilkan segala sesuatu
* Abjayoni: yang lahir dari bunga teratai
* Druhina: yang membunuh raksasa
* Viranci: yang menciptakan
* Kamalasana: yang duduk di atas bunga teratai
* Srsta: yang menciptakan
* Prajapati: raja dari semua makhluk/masyarakat
* Vedha: ia yang menciptakan
* Vidhata: yang menjadikan segala sesuatu
* Visvasrt: ia yang menciptakan dunia
* Vidhi: yan menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili.
Tuhan Yang Maha Esa ini apapun namaNya digambarkan sebagai:
·         Beliau yang merupakan asal mula. Pencipta dan tujuan akhir dari seluruh alam semesta
·         Wujud kesadaran agung yang merupakan asal dari segala yang telah dan yang akan ada
·         Raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini yang hidup dan berkembang dengan makanan
·         Sumber segalanya dan sumber kebahagiaan hiudp
·         Maha suci tidak ternoda
·         Mengatasi segala kegelapan, tak termusnahkan, maha cemerlang, tiada terucapkan, tiada duanya.
·         Absolut dalam segala-galanya, tidak dilahirkan karena Beliau ada dengan sendirinya (swayambhu)
Untuk memahami Tuhan, maka tidak ada jalan lain kecuali mendalami ajaran agama, memohon penjelasan para guru yang ahli di bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan pribadinya. Sedangkan kitab suci Veda dan temasuk kitab-kitab Vedanta (Upanisad) adalah sumber yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Dalam ajaran Hindu, Yajña merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para leluhur, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta. Biasanya diwujudkan dalam ritual yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan umat Hindu. Tujuan pengorbanan tersebut bermacam-macam, bisa untuk memohon keselamatan dunia, keselamatan leluhur, maupun sebagai kewajiban seorang umat Hindu. Bentuk pengorbanan tersebut juga bermacam-macam, salah satunya yang terkenal adalah Ngaben, yaitu ritual yang ditujukan kepada leluhur (Pitra Yadnya).
Konsep Tuhan Menurut Agama Buddha
Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke sorga ciptaan Tuhan yang kekal.
Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain.
Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tipitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di alam semesta, kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.
Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana batin manusia tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa – dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai. Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran & realitas sebenar-benarnya



Konsep Tuhan Menurut Agama Konghuchu

Dalam Agama Khonghucu konsep Ketuhanannya adalah Monoteis, artinya Esa atau tunggal. Ini tercermin dalam menyebut nama Tuhan dengan Thian atau dalam bahasa kitabnya disebut dengan Tien ini terdiri dari 2 (dua ) akar kata yaitu Iet atau tunggal/esa dan =Tay atau besar, jadi seluruh huruf ini berarti Satu yang maha besar dan dengan kata lain : Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut di atas dibuktikan secara jelas dalam ajaran Agama Khonghucu, misalnya : Dalam Delapan Keimanan atau Pat Sing Ciam Kwie bagian pertama : Sing Sien Hong Thian = Sepenuhnya Iman Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa, begitu pula di dalam doa umum maupun doa upacara kematian/Song Su dan doa upacara pernikahan/Hoo Su, selalu terlebih dulu menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha besar Ditempat yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha besar ditempat Yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut : Dengan Bimbingan Nabi Khongcu, serta diakhiri dengan ucapan : Sian Cay, yang artinya semoga demikianlah sebaiknya. Ibadah kehadirat Thian Yang Maha Esa yang berkaitan pula ibadah kepada Nabi dan Para Suci antara lain : 
1.      Ibadah Siang Gwan/Cap Go Meh, setiap Iemlik bulan pertama tanggal 15 malam, dikala bulan purnama raya. Karena Ibadah siang Gwan Siauw ini melambangkan saat mulai diturunkan berkah Thian atas penghidupan dalam tahun baru yang bersangkutan, maka biasa dilakukan upacara sembahyang besar bagi Para Suci/Sien Bing untuk keselamatan serta perlindungan masyarakat luas. Baik dalam kehidupan maupun penghidupannya.
2.      Ibadah Twan yang/Hari Kehidupan, dilaksanakan pada Iemlik bulan V tanggal 5, pada saat Ngo Si, antara Pk 11.00 -13.00 ; di samping Ibadah besar kehadirat Thian juga menghormati khut Gwan para suci yang semasa hidupnya telah mewujudkan secara nyata Satyanya keapda Tuhan maupun bangsa dan negaranya.
3.      Ibadah Tangcik/Hari Genta Rohani (Bok Tok), Cie Ya Sing Kie Sien. Dilaksanakan pada tanggal 22 desember, dikala matahari terletak pada garis balik 23 1/2 derajat Lintang Selatan, saat Ien Si antara Pk 03.00 -05.00. Di samping sembahayang besar kehadirat Thian dengan altar King Thi Kong yang sesaji tabu diganti sepasang bambu kuning yang melambangkan keabadian, juga ada disajikan khusus ronde/onde dengan kuah jahe manis sebanyak 3 mangkuk @ 12 ronde kecil merah dan putih serta ditengahnya diberi satu ronde merah besar yang melambangkan rakhmat Thian YME yang dilimpahkan selama satu tahun yang terdiri dua belsa bulan ! Ibadah ini juga memperinagti awal Nabi Khongcu melakukan tugas kenabiannya serta pula memperingati wafat Ya Sing Bincu Penegak Agama Jie yang konsekwen dengan ajaran Nabi.



Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar